Senin, 26 Juli 2010
# Gunung Galunggung Tasikmalaya # # Kampung Naga
Gunung Galunggung Tasikmalaya
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 m di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.
Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain: obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektar dibawah pengelolaan Perum Perhutani, berupa air terjun dan kawah. Pengunjung diijinkan mengunjungi kawah Galunggung, dan dapat mencapai kawah dengan meniti tangga permanen dengan jumlah anak tangga sebanyak 620 buah.
Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Fasilitas lain yang tersedia di kawasan pemandian Cipanas adalah tempat bermain anak, panggung hiburan, saung ranggon tempat botram (makan-makan), kios wisata, juga arena camping.
Untuk menuju kawasan Galunggung, terdapat tiga alternatif jalan yang dapat ditempuh, yaitu :
* Dari arah Bandung lewat Ciawi, di depan Pasar lama Indihiang, belok ke arah kanan + 12 km.
* Dari arah Bandung lewat Ciawi, setelah jembatan Cikunir (Singaparna) belok ke arah kiri + 14 km
* Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-Tawangbanteng, + 17 km.
Kebanyakan pengunjung obyek wisata Galunggung adalah wisatawan lokal, sementara wisatawan dari mancanegara masih dibawah hitungan 100 orang rata-rata per tahun. Rata-rata wisatawan dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Gunung Galunggung berjumlah 213.382 orang per tahun.
Melihat potensi dayatarik yang mungkin digali, serta posisi geografis yang cukup strategis, serta memiliki kekhasan dari kondisi alamnya obyek wisata Gunung Galunggung cukup potensial untuk dijual kepada wisatawan mancanegara. Namun obyek wisata tersebut belum dikemas dalam paket wisata yang profesional.
Masih banyak peluang obyek dan dayatarik wisata yang dapat digali dari Gunung Galunggung, mengingat fasilitas yang tersedia saat ini masih minim, sehingga masih terbuka luas untuk dikembangkan. Peluang investasi dalam rangka pengembangan obyek wisata Gunung Galunggung dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
* Perlu ada penataan infrastruktur transportasi yang menjamin lancarnya pengunjung ke luar masuk obyek wisata.
* Kapasitas obyek wisata Cipanas perlu diperbesar dengan menambah daya tarik lain.
* Obyek wisata Gunung Galunggung potensial dibangun tempat peristirahatan.
Kampung Naga
Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal kurang lebih 4 ha. Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak pada ruas jalan raya yang menghubungkan Tasikmalaya - Bandung melalui Garut, yaitu kurang lebih pada kilometer ke 30 ke arah Barat kota Tasikmalaya. Secara administratif Kampung Naga termasuk kampung Legok Dage Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
Daya tarik obyek wisata Kampung Naga terletak pada kehidupan yang unik dari komunitas yang terletak di Kampung Naga tersebut. Kehidupan mereka dapat berbaur dengan masyrakat modern, beragama Islam, tetapi masih kuat memlihara Adat Istiadat leluhurnya. Seperti berbagai upacara adat, upacara hari-hari besr Islam misalnya Upacara bulan Mulud atau Alif dengan melaksanakan Pedaran (pembacaan Sejarah Nenek Moyang) Proses ini dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan dan Wisatawan boleh mengikuti acara tersebut dengan syarat harus patuh pada aturan disana.
Bentuk bangunan di Kampung Naga sama baik rumah, mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan. Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.
Obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata budaya di Tasikmlaya Wisatawan biasanya memiliki minat khusus yaitu ingin mengetahui dan membuktikan secara nyata keadaan tesebut. Pengembangan obyek wisata Kampung Naga termasuk dalam jangkuan pengembangan jangka pendek.
Obyek wisata ini cukup banyak dikinjungi wisatawan baik wisatawan Mancanegara maupun wisatawan Nusantara karena letaknya disepanjang jalur Tasikmlaya- Bandung lewat Garut yang merupakan lokasi strategis. Berdasarkan data dari Kantor Pariwisata Tasikmalaya jumlah Wisatawan Mancanegara tahun 1997 – 2000 berjumlah 33.629 orang, sedangkan Wisatawan Nusantara tahun 1997 – 2000 berjumlah 106.535 orang. Rata-rata Wisatawan dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke obyek wisata Kampung Naga berjumlah 46.721orang per tahun.
Pencapaian target pendapatan dari obyek wisata Kampung Naga termasuk baik, yaitu dapat mencapai atau bahkan melampaui target. Namun apabila dilihat dari nominal pendapatan retribusi yang diperoleh, pendapatan retribusi obyek wisata Kampung Naga merupakan peringkat keempat. Sebagai gambaran, target pendapatan obyek wisata Kampung Naga tahun 2000 Rp. 2.000.000,00 realisasi Rp. 2.162.000,00, pencapaian target 108,10 persen.
Investasi fisik yang dilakukan untuk pengembangan obyek wisata Kampung Naga harus dibatasi, agar tidak menjadi bumerang malah akan merusak kekhasan dari kehidupan unik yang menjadi daya tarik obyek wisata tersebut. Obyek wisata tersebut merupakan obyek wisata transit, yang dinikmati dalam satu paket perjalanan dengan obyek wisata lain. Peluang investasi yang mungkin dilakukan untuk mengembangkan obyek wisata Kampung Naga berupa promosi pariwisata
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar