Pengelolaan lingkungan Berbasis Budaya
Banyak yang melihat paradigma penyelesaian masalah lingkungan selama ini sangat antroposentris, dan melihat adanya dualisme antara lingkungan dan manusia. Green politics dengan dua konsep utamanya keberlanjutan ekologis (ecological sustainability) serta desentralisasi tata kelola lingkungan menjadi jalan alternatif bagi penyelesaian masalah lingkungan yang biasanya bertumpu pada konsep pembangunan berkelanjutan dan pembentukan rezim lingkungan internasional yang terbukti belum dapat menyelesaikan problem lingkungan dunia ucap Sri Sultan HB X dalam rangka Kuliah Umum di Fakultas Geografi UGM pada tanggal 23 November 2009 dengan tema ”Pengelolaan lingkungan Berbasis Budaya”
Green politics menawarkan konsep desentralisas: sebagai strategi implementasi kontrol yang balk dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Green politics meyakini implementasi kontrol level global dapat lebih efektif dilaksanakan dalam skala yang lebih kecil, yakni skala komunitas lokal yang langsung memiliki interdependensi terhadap alam sekitar dalam kehidupan mereka. Desentralisasi berimbas pada tumbuhnya komunitas lingkungan yang dapat menciptakan praksis keberlanjutar, lingkungan ketimbang rezim internasional antarnegara yang dipenuhi dengan permainan power politics,lanjutnya .
Dengan konsep ini, pengelolaan lingkungan menitikberatkan pada dimensi etis kearifan lokal daripada penyelesaian masalah lingkungan berbasiskan teknologi tinggi. Konsep green politics dalam tataran kebijakan Pemerintah Indonesia terwujud dalam konsep desentralisasi lingkungan hidup. Salah satu
konsep yang diadopsi dari ide green politics adalah mengembangkan konsep demokrasi ekoiogi desa. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memungkinkan masyarakat desa untuk kembali memiliki hak-hak dasar yang meliputi hak partisipasi dalam melestarikan lingkungan melalui kearifan lokal unik, agar terwujud pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam penutupan Kuliah Umum Sri Sultan HB X, menekankan bahwa “Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya” meski sebuah konsep ideal, yang jika dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen akan lebih mencapai sasaran pembangunan yang berkelanjutan. Tetapi kenyataan menunjukkan yang sebaliknya, bahwa dalam praktik di lapangan masih banyak menemui hambatan dan tantangan dari berbagai pihak yang berkepentingan unduh materi kuliah umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar