Minggu, 04 April 2010

Kepadatan Penduduk Indonesia

Kepadatan Penduduk Indonesia

Kepadatan penduduk/density adalah jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative atau politis tertentu, biasanya dinyatakan dalam jiwa/Km2. Misalnya: tingkat kepadatan penduduk kecamatan Jebres adalah 10.790 jiwa/Km2. Hal ini berarti dalam 1 Km2 di Kecamatan Jebres dihuni oleh 10.790 penduduk. Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk perlu mengetahui jumlah penduduk dan luas wilayah yang dihuni sejumlah penduduk tersebut.

Jenis-jenis kepadatan penduduk adalah sebagai berikut ini :

1. Kepadatan penduduk aritmatik

Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan seluruh luas wilayah. Oleh karena itu kepadatan penduduk ini dikatakan sangat kasar, baik tempat yang dapat dihuni maupun tidak dapat dihuni disamakan/dihitung.

Kepadatan penduduk ini diperoleh dengan rumus :

Kepadatan penduduk aritmatik = jumlah penduduk (jiwa)

Luas wilayah (km2)

2. Kepadatan penduduk agraris

Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang mempunyai aktivitas penduduk di sector pertanian dengan luas lahan yang dapat diolah untuk pertanian. Kepadatan penduduk jenis ini biasanya diperuntukkan dalam kepentingan teknis yaitu untuk mengetahui rata-rata tanah yang miliki petani. Contoh pemanfaatan penghitungan kepadatan ini untuk mengetahui kesejahteraan petani.

Kepadatan penduduk ini diperoleh dengan rumus :

Kepadatan penduduk agraris = jumlah penduduk di sector pertanian (jiwa)

Luas lahan pertanian yang dapat diolah (km2)

3. Kepadatan penduduk fisiologis

Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanian. Kepadatan jenis ini biasanya untuk mengukur kemampuan produksi pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Kepadatan penduduk ini diperoleh dengan rumus :

Kepadatan penduduk agraris = jumlah penduduk (jiwa) .

Luas lahan pertanian yang dapat diolah (km2)

4. Kepadatan penduduk ekonomi

Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan antara jumlah produksi dan luas lahan menurut kapasitas produksinya. Mengingat sulitnya menentukan kapasitas produksi suatu wilayah, maka perhitungan penduduk ekonomi jarang dipergunakan.

Data Kependudukan Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2000. Sensus penduduk tahun 2000 merupakan sensus penduduk kelima dan sensus terakhir di dekade ini yang pernah dilaksanakan di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Dalam sensus penduduk tahun 2000 ini semua penduduk yang berdomisili di wilayah pemerintahan Indonesia baik yang menetap maupun tidak menetap dicacah secara serentak pada tanggal 1 Juni sampai dengan 30 Juni 2000. Warga Negara Asing kecuali anggota korps diplomatic beserta keluarganya juga ikut dicacah. Cara pencatatannya dengan kombinasi antara de jure dan de facto. Hasil perhitungan sensus direkap sebagai berikut ini :
No Propinsi Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km2) *


Berdasarkan peta dapat diamati bahwa tingkat kepadatan penduduk Indonesia sangat beragam (heterogen) dan sebarannya pun tidak merata yaitu terpusat pada pulau-pulau tertentu. Untuk mempermudah dalam pengkajian, penulis melakukan generalisasi pengkajian menjadi 5 bagian yaitu mendasarkan pada pulau-pulau besar di Indonesia (pulau-pulau kecil hanya sebagai pelengkap/tergeneralisasikan). Hasil analisis data sebagai berikut ini :

1. Pulau Jawa

Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki tingkat kepadatan penduduknya paling tinggi diantara pulau-pulau yang lainnya. Dimana kelas ”Sangat Padat” hanya dimiliki pulau ini, sedangkan pulau-pulau yang lain tidak memiliki kelas kepadatan ”Sangat Padat”. Rentang kepadatan pulau Jawa adalah Sangat Padat (727 – 12635 jiwa/Km2) dan Padat (133 – 726 jiwa/Km2). Kelas Kepadatan Sangat padat dimiliki oleh propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sedangkan kelas kepadatan padat dimiliki oleh propinsi Jawa Timur.

Kepadatan penduduk tertinggi di miliki oleh pulau Jawa karena boleh diakui maupun tidak tetapi kenyataan yang terjadi adalah ”Jawa island is The Central of Indonesia” pulau Jawa adalah pusatnya Indonesia. Semua kegiatan vital berpusat di seperti pusat pemerintahan Negara, pusat pendidikan, pusat ekonomi nasional, pusat birokrasi dsb. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia meskipun terencanakan dalam tahap-tahap secara bergilir demi tujuan pemerataan pembangunan (dalam masa orde baru dikenal dengan istilah Repelita), namun kenyataannya tetaplah pulau Jawa menjadi prioritas utama. Ketimpangan ini tentunya membuat fasilitas kehidupan di Jawa lebih maju dan paling lengkap. Hal ini memicu terjadinya imigrasi ke pulau Jawa secara continue. Sugesti masyarakat yang menganggap kehidupan di Kota (Jawa pada umumnya, Jakarta pada khususnya) membuat kesejahteraan meningkat dan menjanjikan kehidupan lebih baik memperkuat laju imigrasi ke pulau Jawa. Proses yang berlanjut ini menyebabkan pulau Jawa paling padat penduduknya.

2. Pulau Sumatra

Pulau Sumatra jika dilihat dari lokasi relatifnya mencerminkan bahwa pulau ini merupakan pulau yang paling strategis di Indonesia. Lokasinya merupakan pintu masuk Negara Indonesia dan lokasi transit jalur perdagangan Internasional Asia tenggara, Asia Timur dan Asia Selatan. Seharusnya pulau ini merupakan pulau yang paling maju diantara pulau-pulau lainnya (termasuk pulau Jawa). Namun berdasarkan sosial-historis Jawalah yang merupakan pusat dari berbagai kegiatan masyarakat tempo dulu.

Tak mengherankan apabila tingkat kepadatan pulau Sumatra tergolong tinggi (tingkat kepadaraan tertinggi no 2 setelah Jawa diantara pulau-pulau besar lainnya. Tingkat kepadatan di pulau ini paling variatif. Dimana kategori jarang hingga padat dimiliki pulau ini. Kategori padat merupakan cerminan kepadatan propinsi Lampung, Sumatra Barat, Sumutra Utara, dan Bengkulu. Kategori cukup padat mengidentitaskan propinsi Sumatra Selatan dan Aceh. Sedangkan propinsi Jambi dan Riau dan Kep. Bangka belitung dalam kategori jarang.

Perbedaan tingkat kepadatan di pulau Sumatra yang bervariasi ini disebabkan oleh perbedaan urgensi propinsi. Propinsi yang lokasinya paling strategis memiliki potensi berkembang paling tinggi diantara propinsi lainnya. Sebagai contoh Sumatra Utara yang memiliki tingkat kepadatan penduduk ”padat” dikarenakan propinsi ini merupakan daerah paling maju tingkat pertumbuhan. Kota pelabuhan yang menjadi pintu masuk Negara Indonesia ini paling maju tingkat fasilitasnya bahkan dinyatakan sebagai Jakarta ke 2 di Indonesia. Contoh lain adalah Lampung yang merupakan propinsi paling ujung di Sumatra ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi sehingga menyebabkan tingkat kepadatannya pun juga tergolong padat. Penyebab pertumbuhan tinggi ini karena merupakan wilayah penghubung pulau Jawa dan pulau Sumatra. Pertumbuhan yang tinggi ini dipicu juga oleh perkembangan Jakarta dan Jawa Barat.

3. Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan pulau yang memiliki batas darat secara langsung dengan Negara Tetangga. Seharusnya idealnya pulau ini memiliki pusat pertumbuhan yang sangat cepat berkembang dan tentunya tingkat kepadatan penduduknya juga tinggi. Namun jika dicermati pulau ini memiliki tingkat kepadatan yang rendah (dalam kategori sedang, cukup jarang dan jarang). Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut :

1. Secara historis pulau ini tidak memiliki pusat pemerintahan yang cukup tersohor
2. Wilayahnya luas dan sebagian besar masih hutan alami
3. Negaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga namun negara tetangga yang berbatasa tersebut adalah negara bagian yang tergolong miskin (Malaysia Timur)
4. Lokasinya ditengah-tengah Negara Indonesia namun bukan jalur penting, jarang dilalui aktivitas mobilisasi.
5. Pulau Sulawesi

Kepadatan di pulau Sulawesi dalam tingkatan ke 3 diantara lima pulau di Indonesia. Hal ini dikarenakan :

1. Secara historis pulau ini memiliki pusat pertumbuhan yang sudah terkenal di bumi nusantara (Goa Tallo) yang merupakan center dari pertumbuhan wilayah Indonesia bagian timur selain Maluku.
2. Lokasi yang berdekatan dengan Filipina menjadikan kawasan ini sebagai pintu penghubung dengan dunia internasional(khusunya Filipina)
3. Wilayahnya sempit dan sedah tidak memiliki banyak hutan belantara/hutan alami. Sudah banyak wilayah terpengaruh campur tangan manusia.
4. Pulau Papua

Merupakan pulau yang paling jarang penduduknya. Kepadatan penduduknya hanya 6 jiwa/Km2. wilayahnya yang luas dan idak disertai pembangunan wilayah yang baik mengakibatkan pulau ini paling jarang dihuni manusia. Lokasinya yang paling termarginalkan karena berada di pinggiran sebelah timur. Ujung timur adalah jalur mati karena tidak ada Negara lain selain Papua nugini dan hanya terbentang samudra pasifik yang sangat luas. Sehingga potensi pengembangan wilayah sangat buruk.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kepadatan penduduk di Indonesia sangat beragam dan persebarannya tidak merata

2. Secara garis besar jika Negara Indonesia dibagi menjadi 5 wilayah pengkajian dan diprioritaskan berdasarkan tingkat kepadatan yang ada maka urutan kepadatan lima pulau besar di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pulau Jawa
2. Pulau Sumatra
3. Pulau Sulawesi
4. Pulau Kalimantan
5. Pulau Papua

3. Pola sebaran memusat di pulau Jawa

4. Faktor lokasi strategis dan pembangunanlah yang paling menentukan persebaran penduduk Indonesia

Komentar : Tinggalkan sebuah komentar »
Tag: Geografi Manusia
Kategori : PEMBELAJARAN
MATERI PPL 2007 (2)
11 11 2008

ANTROPOSFER

Oleh : Budi Setiyarso

Pengertian Antroposfer

Antroposfer berasal dari antropos (manusia) dan spaira (lapisan), jadi antroposfer berarti lapisan manusia. Antroposfer adalah lapisan kehidupan/biosfer di muka bumi yang terdiri dari manusia sebagai penghuni muka bumi.

Manusia sebagai sumber daya

Sumber daya terdiri dari 3 macam yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya cultural/kebudayaan. Manusia sebagai sumber daya maksudnya bahwa dengan akal pikiran manusia, manusia dapat memanfaatkan/mengolah sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mampu menciptakan sumber daya kultural sebagai sarana pemenuhan kebutuhan. Posisi manusia disini dapat diartikan sebagai khalifah di muka bumi.

Sumber daya terdiri dari tiga yaitu :

1. Sumber daya alam (SDA)

SDA adalah segala sesuatu yang tersedia di alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. SDA dapat diartikan sebagai alat/obyek untuk memuaskan kebutuhan manusia. Misalnya : air, tanah, udara, barang tambang, hutan dsb.

2. Sumber daya manusia (SDM)

SDM adalah kemampuan manusia dalam mengolah SDA agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagaimana kebutuhannya. Misalnya manusia menebangi kayu dan membangun rumah dengan kayu tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Kemampuan manusia tersebut disebut dengan tenaga yang terdiri dari :

a. Tenaga trampil

Tenaga yang terbentuk karena proses pengalaman saja tanpa melalui pendidikan ilmiah. Misalnya : kemampuan menjahit tanpa kursus.

b. Tenaga terdidik

Tenaga yang terbentuk karena pengalaman belajar di sekolah atau tempat kursus. Misalnya : kemampuan membaca.

c. Tenaga ahli

Tenaga yang terbentuk oleh kegiatan belajar mengajar dan pengalaman. Misalnya : dokter yang telah menjalani pembelajaran di PT dan telah memiliki pengalaman kerja bertahun-tahun.

3. Sumber daya culture (SDK)

SDK adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dapat berupa barang maupun bukan barang yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia maupun sebagai media pemuas kebutuhan manusia.

Pengertian Demografi

Demografi berasal dari kata demos (rakyat) dan grapien (tulisan). Jadi demografi dapat diartikan tulisan-tulisan tentang rakyat. Demografi adalah ilmu social yang mempelajari tentang penduduk beserta seluk beluknya yaitu besar/jumlah penduduk, komposisi, distribusi dan perubahannya dari waktu ke waktu (dinamika) yang disebabkan karena bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, migrasi, perkawinan dan mobilitas sosial.

Posisi demografi dalam geografi

Demografi merupakan cabang dari geografi manusia yang mempelajari tentang penduduk.

Manfaat demografi

1. Mengetahui jumlah dan distribusi penduduk
2. Mengetahui pertumbuhan penduduk dan dampak yang ditimbulkan.
3. Memprediksikan hal-hal yang terjadi dengan adanya pertumbuhan penduduk.

Ruang lingkup kajian dalam demografi

1. Besar/jumlah penduduk

2. Komposisi penduduk

3. Distribusi penduduk

4. Dinamika penduduk

Besar Penduduk

Pengertian besar penduduk

Besar penduduk adalah jumlah penduduk/manusia yang mendiami suatu wilayah secara administrative atau politis. Misalnya : penduduk kecamatan Jebres, penduduk Negara Indonesia dsb.

Besar penduduk di dunia
No Negara Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan (Jiwa/ Km2)
1

2

3

4

5
Cina

India

Amerika Serikat

Indonesia

Brasil
1,29 Milyar

1,07 Milyar

0,29 Milyar

0,22 Milyar

0,15 Milyar
9,6 Juta

3,3 Juta

9,4 Juta

1,9 Juta

8,5 Juta
134

325

31

114

18

Pengertian kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative atau politis tertentu, biasanya dinyatakan dalam jiwa/Km2. misalnya: tingkat kepadatan penduduk kecamatan Jebres adalah 10.790 jiwa/Km2. Hal ini berarti dalam 1 Km2 di Kecamatan Jebres dihuni oleh 10.790 penduduk.

Kepadatan penduduk diperoleh dengan rumus :

Kepadatan penduduk = jumlah penduduk (jiwa) / Luas wilayah (km2)

Metode-metode perhitungan penduduk

1. Sensus penduduk

Sensus penduduk adalah perhitungan penduduk secara serentak dan biasanya dilakukan 10 tahun sekali dalam lingkup nasional. Sejak Indonesia berdiri sudah diadakan 5 kali sensus yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000.

Ciri-ciri sensus penduduk :

a. Semua orang dalam suatu wilayah Negara.

b. Serentak dan waktu tertentu (biasanya 10 tahun)

c. Wilayah tertentu (biasanya dalam lingkup nasional)

Macam-macam sensus :

a. Berdasarkan cara pencatatan

De facto adalah sensus yang dilakukan pada semua orang yang berada di wilayah sensus pada saat pencatatan.

De jure adalah pencatatan sensus yang dilakukan pada penduduk yang benar-benar mendiami wilayah sensus.

b. Berdasarkan operasional kerja pencatat

Canvasser adalah metode sensus dimana pencatat mendatangi rumah per rumah dan melakukan pencatatan sendiri.

House holder adalah metode pencatatan dimana pencatat memberikan angket untuk diisi oleh pemilik rumah.

2. Survei

Survei adalah perhitungan penduduk dengan metode sampling. Teknik ini digunakan untuk menghemat waktu dan tenaga dan biasanya digunakan untuk kepentingan yang tidak memerlukan data secara detail. Survey dilakukan dengan pengambilan sampel yang dianggap mewakili populasi karena dianggap seragam, oleh karena itu metode biasanya terjadi kesalahan/distorsi data yang disebut error. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah penduduk namun paling sering digunakan untuk mengetahui kualitas penduduk/komposisi penduduk.

Misal :

Survei untuk menghitung jumlah penduduk :

Lima Kecamatan di Kota Solo dianggap memiliki jumlah penduduk yang seramag/homogen. Oleh karena itu dalam perhitungan penduduk hanya menggunakan sampel Kecamatan Laweyan. Setelah dihitung ternyata Jumlah penduduknya 12.000 jiwa. Jadi Jumlah penduduk Kota Solo adalah 5 x 12.000 = 60.000 jiwa.

Survei untuk menghitung kualitas penduduk :

Dalam kelas IPS 3 SMA N 2 Surakarta dianggap memiliki tingkat kepandaian berhitung seragam. Maka untuk melakukan pengujian seberapa tingkat kemampuan berhitung dalam kelas tersebut diambil sampel si A, si B dan si C saja.

3. Registrasi

Registrasi adalah catatan secara continue/terus menerus yang dilakukan oleh dinas terkait terhadap penduduk suatu wilayah administrasi.
Peristiwa Lahir Usia dewasa Menikah/cerai Pindah Mati
Alat pencatatan Akta kelahiran KTP Surat nikah Surat pindah -
Lembaga pencatat Dinas catatan sipil

Kelurahan

BPS
Dinas catatan sipil

Kecamatan
KUA Dinas catatan sipil

Kelurahan

BPS
Dinas catatan sipil

Kelurahan

BP

Komposisi Penduduk

Pengertian komposisi penduduk

Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya : penduduk desa dapat digolongkan berdasarkan tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, jenis kelamin dsb.

Macam-macam komposisi penduduk

1. Berdasarkan aspek biologis

Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan jenis kelamin.

2. Berdasarkan aspek sosial

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status perkawinan.

3. Berdasarkan aspek ekonomis

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.

4. Berdasarkan aspek geografis

Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal.

Piramida penduduk

Struktur piramida penduduk :

a. Sumbu vertical untuk distribusi umur

b. Sumbu horizontal untuk menyatakan jumlah penduduk

c. Horisontal kiri untuk laki-laki dan horizontal kanan untuk perempuan.

Struktur Piramida Penduduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar